Salah satu supermarket terbesar di Kota Padang,
Citra Swalayan, akan melebarkan sayapnya hingga beberapa tahun ke depan,
dengan membuka puluhan cabang.
Direktur Citra Swalayan, Redian Fikri Guspardi mengatakan, saat ini
Citra Swalayan memiliki 18 cabang yang dominan di Kota Padang. Mulai
2016 hingga 2019, pihaknya menargetkan memiliki 120 cabang di Sumatera
Barat, terutama Kota Padang. Untuk tahun ini, pihaknya menargetkan
untuk membuka 23 cabang di ibukota provinsi ini.
“Mulai Januari hingga April ini, kami membuka tiga cabang,” kata Redian kepada Haluan di Citra Swalayan di Jalan Andaleh, Selasa (12/4).
Puluhan cabang yang akan dibuka pihaknya pada tahun ini menggunakan
modal sendiri. Pada 2017 nanti, pihaknya akan membuka cabang dengan
sistem waralaba (kerja sama bagi hasil).
Redian menjelaskan, pihaknya akan mencari toko-toko swalayan yang
memiliki bangunan sendiri, untuk diajak bekerja sama dengan Citra
Swalayan. Modal toko tersebut tetap berasal dari pemiliknya, hanya
saja nama toko tersebut menggunakan merek Citra Swalayan, dan memakai
manajemen Citra Swalayan.
Kerja sama demikian, kata Redian, tidak hanya menguntungkan Citra
Swalayan yang namanya akan semakin terkenal dengan pemakaian merek
seperti itu, tapi juga menguntungkan kedua belah pihak. Pemilik toko
yang diajak bekerja sama akan mendapatkan keuntungan dari sana
karena tokonya yang memakai merek Citra Swalayan akan semakin ramai
pengunjung. Selama ini, Citra Swalayan sudah dikenal dan dipercaya
oleh masyarakat sebagai supermarket yang nyaman untuk berbelanja.
“Daripada memulai usaha dari nol dengan nama sendiri, lebih baik
memakai nama Citra Swalayan. Tujuan bisnis pada akhirnya adalah
keuntungan. Jadi, kami nanti menjual merek dan manajemen,” kata anak
Wakil Ketua DPRD Sumbar, Guspardi Gaus ini.
Untuk mewujudkan target memiliki 120 cabang tersebut, Redian
menyiapkan konsep manajemen tersebut. Konsep tersebut akan dimulai
tahun ini. Pihaknya mulai membenahi sumber daya manusia (SDM) karyawan
Citra Swalayan dengan sistem indikator kinerja. Dengan sistem itu,
pihaknya akan memantau, mengevaluasi, dan mengoreksi kegiatan dan
gerak-gerik karyawan, untuk kemudian diberi nilai dan konsekuensi.
Karyawan yang tidak mampu menyesuaikan diri dengan konsep tersebut,
akan terdepak dengan sendirinya.
Redian melanjutkan, setelah membenahi SDM karyawan, pihaknya akan
membenahi keseimbangan barang. Yang terjadi selama ini, ketersediaan
barang yang laris sering kosong atau menipis, dan ketersediaan barang
yang tidak laris cenderung banyak sehingga bertumpuk.
Yang terakhir akan dibenahi pihaknya adalah hubungan dengan konsumen.
Menurut Redian, konsumen adalah aset bagi Citra Swalayan. Pihaknya
akan membangun hubungan lebih dekat dengan konsumen dengan cara
mencari tahu pelayanan yang diinginkan oleh konsumen.
Redian menambahkan, setelah pihaknya berhasil membenahi tiga kategori
tadi, yakni karyawan, barang, dan konsumen, pihaknya percaya diri
untuk melebarkan sayap dengan sistem waralaba
Tidak ada komentar:
Posting Komentar